Sejumlah Kandidat Mulai Redup, Pengamat: Biaya Pilkada Mahal

Spread the love

Selain nama yang saat ini masih eksis dalam bursa pencalonan Pilkada Kota Serang, ada beberapa di antaranya yang berniat mencalonkan diri dan sudah jadi pembicaraan kini redup. Salah satu penyebabnya, adalah biaya pilkada mahal. Akibatnya, banyak nama yang dianggap berkompeten redup dengan sendirinya.

Demikian dikatakan Sosiologi Untirta, Suwaib Amirudin saat dihubungi Kabar Banten, belum lama ini. Menurut dia, mahalnya biaya pilkada menjadi salah satu faktor kandidat yang tidak memilki biaya tidak dapat meneruskan pencalonannya, meskipun kompetensinya mumpuni. “Memang itulah tidak bisa ditutup mata, karena politik kami hari ini, adalah politik yang membutuhkan dana yang banyak,” katanya, belum lama ini.

Kandidat yang akan mencalonkan diri dipaksa untuk mengeluarkan biasa yang tidak sedikit, ujar dia, fenomena tersebut tidak hanya untuk kandidat yang maju melalui partai politik (parpol), tetapi juga berlaku untuk kandidat yang maju melalui jalur independen. “Kalau lewat jalur partai ada yang namanya mahar partai, mau masuk jalur independen dia ada namanya mahar KTP,” ujarnya.

Idealnya, apabila partai melihat ada kandidat yang berkompeten, maka partai tersebut turun untuk mendanai yang bersangkutan, bukan membiarkan, kemudian tergantikan oleh orang yang hanya bermodalkan uang. “Harusnya partai mengajak orang-orang yang berpotensi, walaupun tidak punya anggaran, nah partai itu yang mendanai, harusnya begitu,” ucapnya.

Selain disebabkan biaya pilkada, redupnya beberapa nama yang sudah muncul juga disebabkan minimnya kapasitas suara yang dimiliki. Penyebab-penyebab tersebut biasanya menjadi perhitungan kandidat untuk meneruskan pencalonannya. “Kapasitas suara tidak punya, poin itulah yang membuat (banyak kandidat redup),” tuturnya.

Sebelumnya, pengamat politik dari Untirta, Gandung Ismanto menuturkan, mahalnya biaya pilkada membuat parpol membutuhkan biaya yang lebih besar untuk mengikuti proses pilkada. “Ini yang menyebabkan persoalan politik kami masih terbelenggu oleh hal yang bersifat pragmatis,” katanya.
Ditambah lagi, jalur perseorangan yang diamanatkan undang-undang (UU) juga dinilai masih menyulitkan. “Sebenarnya kalangan intelektual itu banyak di Kota Serang, namun belum muncul dan dilirik oleh partai,” ujarnya. (*)

Sumber: http://www.kabar-banten.com/sejumlah-kandidat-mulai-redup-pengamat-biaya-pilkada-mahal/